TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampah raksasa dari
satelit Upper Atmosphere Research Satelite (UARS)
yang tengah menuju bumi kecil kemungkinan jatuh menghantam wilayah berpenduduk. Badan Antariksa AS, NASA, mengungkapkan bahwa
peluang UARS menghantam wilayah pemukiman
warga adalah 1: 3.200. Hingga kini belum bisa
dipastikan lokasi jatuhnya UARS. Namun wilayah yang berpotensi dihujani kepingan
bangkai satelit itu adalah seluruh kawasan di rentang
57 derajat lintang utara hingga 57 derajat lintang
selatan. Indonesia yang berada dalam wilayah
lintasan katulistiwa juga berpeluang kejatuhan UARS. NASA menjelaskan, perbandingan satelit itu jatuh di
wilayah tak berpenduduk lebih besar karena
memperhitungkan luas wilayah daratan dan lautan
serta kawasan gurun di bumi. Apalagi 70 persen
wilayah dari rentang kawasan yang diperkirakan itu
didominasi lautan. Profesor astronomi dan astrofisika, Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas
Djamaluddin, yang dihubungi Tribunnews.com
memperkirakan UARS akan menghantam bumi pada
rentang waktu Jumat (23/9/2011) tengah malam
hingga 24 jam berikutnya. "Kemungkinannya memang kecil tetapi perlu
waspada. Maka itu Lapan terus memantau
perkembangannya," ujar Thomas, Jumat pagi. Thomas mengungkapan bahwa Lapan akan
berkoordinasi dengan pihak Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) jika UARS dipastikan
jatuh di Indonesia. Setelah itu BNPB berkoordinasi
dengan jajaran di daerah. Satelit berukuran panjang 10,6 meter dan diameter
4,5 meter itu semula berbobot 5,9 ton. Media di AS
menggambarkan satelit yang tengah mendekati bumi
tersebut seukuran bus kota. Menurut NASA, badan
antariksa AS, saat menembus atmosfer bumi, UARS
akan hancur berkeping-keping namun masih tersisa 26 keping total berbobot 532 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar